Silahkan Join AGLOCO

Monday, September 24, 2007

Potret Potensi Gemolong


Letak yang strategis menjadi keunggulan tersendiri.

Gemolong yang pernah menjadi pusat pemerintahan di tingkat pembantu bupati (kawedanan) dan mencakup enam wilayah kecamatan, merupakan salah satu kecamatan yang mengalami akselerasi pembangunan cukup pesat di Kabupaten Sragen.
Dinamisasi masyarakatnya pun begitu kentara di bidang perdagangan, industri kecil-menengah, pendidikan maupun kesehatan. Berikut ini laporan wartawan SOLOPOS tentang potensi Kecamatan Gemolong
Letak geografis Gemolong yang menghubungkan jalur Kota Solo-Karanganyar-Purwodadi serta Boyolali-Sragen-Jawa Timur (Jatim), sedikit banyak telah memikat hati Bupati Sragen Untung Wiyono sehingga merasa perlu cawe-cawe memajukan wilayah berpenduduk 45.630 jiwa ini. Bahkan berulang kali Bupati telah menyatakan tekad dan komitmennya menjadikan Gemolong sebagai pusat kegiatan kedua di Bumi Sukowati, setelah Sragen Kota. Untung menegaskan, pengembangan Gemolong sebagai Sragen II dilakukan dalam jangka waktu lima tahun hingga tahun 2012 mendatang.
Pada tahun I (2007) Pemkab Sragen akan memfokuskan pengembangan bidang pendidikan dan kesehatan di Gemolong. Konkretnya yakni dengan menyediakan fasilitas penunjang kesehatan dan pendidikan yang memadai seperti rumah sakit (RS) dan sekolah bertaraf atau berstandar internasional.
Tujuannya menarik potensi masyarakat di sekitar Gemolong seperti Gondangrejo, Karanganyar; Kabupaten Purwodadi, Kabupaten Boyolali, bahkan Kota Solo.
”Sekolah-sekolah bertaraf internasional telah dibangun dan akan terus dikembangkan guna mewujudkan Gemolong sebagai pusat pendidikan di wilayah eks Kawedanan Gemolong dan sekitar, termasuk Kabupaten Karanganyar, Boyolali, Grobogan bahkan Solo,” ujar Bupati kepada Espos, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Untung, Pemkab juga akan meningkatkan standar pelayanan kesehatan masyarakat eks Kawedanan Gemolong dengan mengembangkan Puskesmas I Gemolong menjadi rumah sakit (RS), serta meresmikan kegiatan operasional Puskesmas Gemolong II. Berbagai infrastruktur penunjang pembangunan seperti ring road (jalan lingkar), terminal, jalan, serta penataan wajah kota Kecamatan Gemolong, kata Bupati, segera menyusul direalisasikan.
Gantungan hidup
Di sektor industri, Pemkab menggagas pengembangan kerajinan mebel yang selama ini telah menjadi gantungan hidup ratusan kepala keluarga (KK) baik di Gemolong maupun sejumlah kecamatan di sekitarnya.
”Kawasan eks Kawedanan Gemolong akan kami kembangkan menjadi kawasan industri yang berbasis pada potensi yang ada selama ini, seperti mebel. Hal ini sangat potensial karena daerah ini berada di jalur vital Jl Raya Solo-Purwodadi. Apalagi, Pemkab juga sudah menjalin kerja sama dengan Asmindo Komda Surakarta dengan mendirikan Sentra Industri Mebel dan Kerajinan Asmindo-Sragen (Simas) di Kalijambe,” papar dia.
Untung menambahkan, rencana jangka pendek dan jangka menengah pengembangan Gemolong ada dalam master plan yang disusun Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Senada, Sekretaris Camat (Sekcam) Gemolong, Samsuri, saat ditemui Espos menyatakan, potensi terbesar Gemolong saat ini yakni letaknya yang sangat strategis, ditunjang besarnya komitmen Pemkab Sragen dalam mengembangkan Gemolong. Hal itu dapat dilihat dengan telah dibangunnya infrastruktur publik seperti Pasar Gemolong II, serta rencana revitalisasi Pasar Gemolong I.
Namun diakuinya, kendati cukup banyak warga yang bekerja di sektor perdagangan dan industri mebel, sebagian besar warga Gemolong masih menggantungkan hidup dari mata pencaharian sebagai petani. Padahal, sektor agraris wilayah ini tak didukung dengan kemudahan mendapatkan air. Dengan kata lain petani hanya mengandalkan air hujan untuk mengolah lahan.

Data monografi Kecamatan Gemolong

Nama Kecamatan : Gemolong
Camat : Warno
Luas wilayah : 4.022,86 hektare (tanah sawah:2.138,54 ha;tanah kering:1.884,32 ha)
Jumlah penduduk : 45.630 jiwa (L:22.296 jiwa;P:23.334 jiwa)
Sex ratio : 975 laki-laki/1.000 perempuan
Dependency ratio : 58/100 orang
Pertumbuhan penduduk total : 0,57%
Pertumbuhan penduduk alami : 0,21%

Tabel distribusi wilayah administrasi per desa/kelurahan
No Nama desa Status desa Jml dukuh Jml RT Jml RW
1. Kaloran Desa 6 24 3
2. Ngembatpadas Kelurahan 8 26 4
3. Kragilan Kelurahan 10 20 3
4. Brangkal Desa 9 15 3
5. Jatibatur Desa 16 22 5
6. Peleman Desa 11 23 4
7. Genengduwur Desa 12 11 5
8. Tegaldowo Desa 17 22 3
9. Gemolong Kelurahan 14 43 4
10. Kwangen Kelurahan 8 20 3
11. Purworejo Desa 10 14 3
12. Jenalas Desa 10 17 3
13. Kalangan Desa 15 13 3
14. Nganti Desa 4 13 5

Tabel luas tanah kas desa per desa/kelurahan
No Nama desa Tanah sawah(ha) Tanah kering(ha)
1. Kaloran 2,00 -
2. Ngembatpadas 4,94 -
3. Kragilan 1,09 -
4. Brangkal 2,17 0,41
5. Jatibatur 20,03 -
6. Peleman - -
7. Genengduwur 14,64 -
8. Tegaldowo 5,75 -
9. Gemolong 3,64 0,44
10. Kwangen 2,24 0,24
11. Purworejo - 0,45
12. Jenalas Desa 2,96 -
13. Kalangan Desa 1,02 -
14. Nganti Desa - -

Tabel sarana perekonomian per desa/kelurahan
No Desa Pasar umum Pasar hewan Toko kios Warung
1. Kaloran 1 - 14 - 5
2. Ngembatpadas - - 32 - 12
3. Kragilan - - 20 - 14
4. Brangkal - - 13 - 5
5. Jatibatur - - 7 - 3
6. Peleman - - 8 - 4
7. Genengduwur - 1 15 - 5
8. Tegaldowo - - 20 - 5
9. Gemolong 1 - 244 43 172
10. Kwangen - - 17 - 9
11. Purworejo - - 9 - 5
12. Jenalas - - 9 - 5
13. Kalangan - - 4 - 7
14. Nganti 1 - 6 - 5

Jumlah perusahaan/industri per desa
No Desa Besar Sedang Kecil Rumah tangga
1. Kaloran - - - 94
2. Ngembatpadas - 2 2 231
3. Kragilan - 1 20 220
4. Brangkal - - 3 61
5. Jatibatur - - - 76
6. Peleman - - 1 84
7. Genengduwur - - - 51
8. Tegaldowo - - 3 62
9. Gemolong - 1 17 152
10. Kwangen - - - 43
11. Purworejo - 1 2 44
12. Jenalas - - 2 45
13. Kalangan - - - 53
14. Nganti - - - 54

No comments: